Bagi keluarga kami, kehilangan yang kami rasakan mungkin tidak sebanding dengan kehilangan yang dirasakan oleh lebih banyak lagi orang di Aceh ketika tsunami menghancurkan kehidupan ini. Meski kehilangan harta, tapi kami tak kehilangan orang-orang tercinta. Lamjame adalah tanah dimana ayah mendirikan rumah impian kami sejak kecil. Kampung ini hancur tak bersisa, bahkan seluruh tetanggaku tak bisa menyelamatkan dirinya.
Pulang kembali ke Lamjame adalah pikiran panjang selama bertahun-tahun. Kami harus mengalahkan rasa takut kami pada ancaman bencana lagi, dan tentu saja rasa sepi mencekam termasuk rasa takut pada segala macam hantu belau.
Dan dengan mengucap Bismillah, kami mencoba mendirikan kembali gubuk tempat berteduh kami. Ini rezeki kami yang diberikan Allah. Kami mensyukurinya. Paling tidak kami diberi kesempatan masih bisa menyambung nafas kami di sini. Di tanah terakhir yang masih kami miliki.
Lamjame 5 tahun setelah tsunami
Lamjame 5 hari setelah tsunami
Sisa tanah impian kami
Mereka yang selamat mencoba mencari keluarga yang hilang
Aku di antara yang tersisa
2 komentar:
wah jadi terharu lihat kondisi aceh 5 tahun yang lalu dan 5 tahun setelah Tsunami.
semoga aceh tetap maju dan jaya
semoga chek rini bisa tabah menerimanya...
Posting Komentar