Senin, 30 November 2009
Gumpang di Musim Padi
Padi di sawah mulai menguning. Bulir-bulirnya rapat dan semakin merunduk ke bawah. Petanda tak lama lagi panen besar akan tiba. Anak-anak usai pulang sekolah dengan suka cita berlarian ke tengah sawah. Berburu pipit untuk dipelihara dalam sangkar bambu buatan mereka.
Bagi penduduk Desa Gumpang, Kecamatan Putri Beutong, Kabupaten Gayo Lues, bertanam padi adalah mata pencaharian utama mereka sejak berpuluh tahun lampau. Desa ini dikenal sebagai sentra lumbung padi utama bagi daerah pedalaman Nanggroe Aceh Darussalam.
Desa ini terletak diperlintasan jalan Kutacane – Blangkejeren, berada dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Tanah desa yang subur, yang dikelilingi hutan lebat yang terlindungi dan dibelah oleh sungai Lawe Alas yang berair jernih, memberi anugrah tak terhingga bagi masyarakat selama bertahun-tahun.
Jasa-jasa ekologi hutan yang terpelihara di sekitar desa, menjamin penyediaan air dan kepastian musim untuk usaha pertanian mereka. Jika di belahan bumi lain, banyak orang mulai resah atas perubahan iklim dan ancaman kekeringan, namun masyarakat Gempang masih bertahan dengan pola tradisional mereka dalam bercocok tanam. Berkompromi dengan alam sekitar adalah jawaban untuk sebuah kearifan lokal yang berkembang secara turun temurun.
Burung pipit sudah mulai berdatangan. Petanda bulir padi tak lama lagi bisa dituai. Anak-anak Gumpang berlari ke sawah dengan suka cita. Sebentar lagi panen raya mencerahkan desa mereka.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar